Senin, 16 Desember 2013

Sinopsis Novel. Ibu, Aku Mencintaimu



Nama : Riska Susenda
Kelas : XI IPA 3

SINOPSIS NOVEL

JUDUL BUKU                       : Ibu, Aku Mencintaimu
PENULIS                                : Agnes Davonar
PENERBIT                              : PT. INTIMEDIA CIPTANUSANTARA
TAHUN TERBIT                     : Jakarta, Oktober 2013
JUMLAH HALAMAN           : 190 Halaman
TEBAL BUKU                        : 18 x 2,5 cm

Namaku Angel, saat ini aku duduk di kelas tiga sekolah menengah pertama Internasional Budaya Jakatra. Sekolah yang khusus didirikan bagi anak-anak yang memiliki kelebihan uang. Aku sendiri terlahir dari keluarga yang lumayan kaya. Ayah kerjaanya sebagai pialang atau banker di sebuah perusahaan investasi besar, sedangkan ibu hanya ibu rumah tangga yang sibuk sama sosialitasnya. Sebagai anak tunggal atau satu-satunya dalam keluarga kecil ini, tentu aja Ayah bakal selalu manjain aku dengan barang-barang bermerek, bukan berarti aku bodoh seperti anak-anak yang lain yang selalu paling pintar dalam urusan pamer harta keluarga. Tapi semua yang aku miliki setiap tahun, adalah hadiah karena ak selalu menjadi rangking 1 atau paling jauh juga rangking 3.
Suatu pagi seperti biasanya, sebelum berangkat sekolah. Aku selalu sarapan pagi bersama Ayah dan Ibu. Ibu bangun pagi-pagi untuk menyiapkan segala kebutuhan Ayah. Di meja makan kami pun sarapan, Ibu yang mengingatkan Ayah agar tidak lupa menjemput Ibu nanti siang di salon langgananya karena hari ini Ibu akan menghadiri perayaan ulang tahun pernikahan temanya.
            Aku yang baru tiba di sekolah dan langsung duduk di kursi kesayangan yang sudah lama aku tempatkan  bersama teman-temanku Gitta dan Mawar. Dua sahabat terbaik-ku. Gita langusng mnghampiriku. Ternyata mereka meminjam buku tugasku ya mereka ingin mencontek PR. Keduanya langsung sibuk mengurusi PR mereka. Lalu aku mengeluarkan ipad terbaru yang baru saja dibelikan Ayah untukku beberapa hari lalu.
            Sementara Ayah dikantor tegang karena semua saham nya turun drastis. Ibu yang dari tadi menunggu Ayah yang tidak datang terus menelpon Ayah yang sedang pusing dengan sahamnya. Ibu juga menelpon aku menanyakan Ayah yang tidak kunjung datang, akupun menyuruh Ibu untuk di antar dengan supir pribadi Ibu, tapi Ibu tidak mau, Ibu merasa gengsi jika diantar oleh supir ke acara mewah itu. Ayah pun menjemput Ibu yang sudah telat satu jam, Ayah panik dan ia terburu-buru hingga menerobos lampu merah. Mobil Ayah berguling beberapa kali dibahu jalan hingga mobinya hancur tak beraturan. Saat itulah Ayah ditemukan meninggal seetika oleh orang-orang yang berusaha menolongnya. Ibu pun shock mendengare berita itu, apalagi aku yang sedang belajar bareng pun shock mendengar kematian Ayah dan aku langsung teringat Ibu,mungkin jika Ibu tidak menyuruh Ayah menjemput Ibu mungin Ayah tidak meninggal seperti ini.
            Semenjak Ayah meninggal semuanya berubah 180 derajat. Ayah juga meninggalkan banyak hutang dibank dan menbuat semua kekayaan yang kita miliki di sita bank untuk membayar hutang Ayah. Termasuk rumah dan ipad kesayangan peninggalan Ayah.
            Dari situlah aku mulai membenci Ibu, Ibu penyebab kematian Ayah dan Ibu pula yang menyebabkan kita menjadi miskin. Sekarang aku tinggal dirumah susun, aku juga tidak bisa melanjutkan sekolah yang aku inginkan. Aku pindah kesekolah yang dekat dengan tempat tinggalku dan itupun dengan mengajukan beasiswa karena Ibu tidak mampu membiayaiku. Hari pertama sekolah yang suram bagiku, aku harus memakai baju bekas karena Ibu tidak mampu untuk membelikan baju baru untukku, batapa miskinya kami. Karena uang yang Ibu miliki sudah habis Ibu pun berfikir untuk berjualan bakmie, Karena sewaktu muda Ibu membantu kakek yang berprofesi sebagai tukang bakmi. Tapi aku tidak setuju karena aku malu mempunyai Ibu penjual bakmie. Semenjak kematian Ayah aku dan Ibu dangat dingin, aku sangat membenci Ibu apaagi sekarang Ibu bersikeras berjualan bakmie.
            Disekolah Agnes yang selalu berkuasa karena dia anak dari kepala sekolah, dia terus mengejek aku yang memakai baju bekas dan masuk dengan beasiswa karena tidak mampu. Terlebih dengan Aji orang yang Agnes suka menyukai ku juga. Dari situlah Agnes mencari kejelekan ku, dan mengungkit mengenai kehidupanku.
            Pada saat Ibu akan berjualan dan mendorong gerobaknya, Ibu terjatuh dan kakinya terkilir. Ibu sulit untuk berjalan tetapi Ibu bersikeras untuk tetap berjualan. Aku kasihan pada ibu tapi aku masih membenci ibu karena Ibu penyebab semuanya terjadi.
            Karena kami bertempat tinggal dirumah susun yang tidak terlalu bersih, aku terkena demam berdarah dan harus dilarikan ke rumah sakit. Aku harus dirawat karena kondisi ku yang memburuk. Ibu sedih karena uang tabungannya sudah habis terpakai. Lalu Ibu menjual ginjalnya tanpa sepengetahuanku untuk membayar biaya rumah sakit ku.
            Setelah aku tau pengorbanan Ibu yang begitu besar, rasa benci itu hilang seketika. Aku mencintai Ibu, perjuangan Ibu yang begitu besar dan tidak bisa dibayar oleh apapun.

3 komentar: